Sabtu, 08 Agustus 2009

TK dan PAUD Hidayatut Thullab KEMBANGKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGELOLA PENDIDIKAN

(Tulungagung) Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan memiliki arti sangat penting dalam memajukan kehidupan sebuah bangsa. Namun, proses pendidikan di lembaga pendidikan tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan atau partisipasi penuh dari masyarakat.


Pemikiran itulah yang setidaknya ikut mengiringi berdirinya Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Usia Dini (PAUD) Hidayatut Thullab di Desa Banjarsari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung.
Memang, lembaga pendidikan ini baru dibuka pada awal tahun ajaran baru 2009/2010. Ijinnya pun masih dalam proses. Sebetulnya, di Desa Banjarsari sendiri telah ada 2 buah TK, namun untuk PAUD belum ada. Meski baru buka, namun dukungan masyarakat cukup luar biasa. Sudah ada 25 anak yang mendaftar, dengan perincian 15 di TK dan 10 untuk PAUD.
”Dukungan masyarakat sangat besar, termasuk dari Kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat. Bahkan, mereka ikut memasukkan anak-anaknya ke lembaga kami. Intinya, lembaga pendidikan ini murni didirikan atas kehendak masyarakat yang ingin memiliki TK dan PAUD di Desa Banjarsari,” jelas Amarudin, Direktur TK dan PAUD Hidayatut Thullab.
Di sisi lain, pembentukan TK dan PAUD Hidayatut Thullab sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari peran asosiasi Komite Pendidikan Masyarakat Desa (KPMD) Tulungagung yang diketuai sendiri oleh Amarudin sebagai motor penggeraknya. Berdasarkan aturan, sebuah lembaga pendidikan harus ada lembaga yang membawahinya. Karena pada waktu berdiri belum ada lembaga yang membawahi TK dan PAUD ini, maka asosiasi KPMD-lah yang lalu dipilih sebagai lembaga induknya.
Dikatakan Amar, dalam pengelolaannya lembaga ini berusaha memanfaatkan potensi Desa Banjarsari. Misalnya dengan merekrut tenaga pendidik asal desa setempat. Cuma 1 guru yang berasal dari luar kota, yakni Fitri asal Desa Ngronggo Kota Kediri.
Kepada SOERAT, Fitri mengaku merasa tertantang untuk terlibat dalam membangun dan mengembangkan TK dan PAUD Hidayatut Thullab. ”Namanya juga masih babat (baru berdiri), jadi kita masih perlu belajar banyak dan ini menjadi tantangan baru bagi saya,” ungkapnya.

Pengelolaan Bersama Masyarakat
Pendirian TK dan PAUD ini bermula dari kesamaan pandangan masyarakat tentang tidak adanya TK dan PAUD yang berlatar belakang Islam di Desa Banjarsari dan sekitarnya. “Daerah ini kan merupakan jalur utama Trans Tulungagung-Kediri, namun sampai saat ini belum ada lembaga pendidikan Islam. Maka, melalui lembaga ini kita berusaha menatap masa depan pendidikan masyarakat Ngantru,” jelas Rokhimi (Jimmy), salah satu pengurus KPMD yang juga penggagas berdirinya TK dan PAUD Hidayatut Thullab.
Gagasan ini kemudian disosialisasikan kepada masyarakat Desa Banjarsari melalui Jama`ah Waqi`ah. Hasilnya, masyarakat sepakat mendukung berdirinya TK dan PAUD di desa tersebut, baik moral maupun material.
Amar beserta Asosiasi KPMD-nya lantas mengadakan survey kepada seluruh masyarakat yang mempunyai anak. Pada kesempatan lain, ia mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat untuk menggagas secara bersama-sama pendirian lembaga pendidikan bagi anak-anak. “Setelah semua masyarakat dan calon wali murid sepakat kemudian kita buat pamflet dan kita sebarkan kepada seluruh masyarakat,”papar Amar.
Pernyataan ini diperkuat oleh Jimmy yang menyebutkan bahwa dalam pengelolaan TK dan PAUD, semuanya didasarkan atas kesepakatan bersama antara pengelola lembaga, mali murid dan tokoh-tokoh masyarakat.
Salah satu kesepakatan yang muncul adalah untuk sementara dalam 2 minggu murid diberi sarapan (makan pagi) sebanyak 2 kali, selebihnya anak-anak diberi snack (makanan ringan). Toh ini juga sebagai bentuk kepedulian orang tua terhadap anaknya. ”Jadi semua aturan yang melingkupi sekolah pasti dimulai dari kesepakatan bersama melalui rembuk, baik wali murid maupun tokoh masyarakat,” kata Rokhimi.

Kembangkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Masyarakat Desa Banjarsari berharap, lembaga pendidikan ini mampu mendidik anak-anaknya dengan pengetahuan agama yang baik sebagai modal untuk menghadapi masa depan di era globalisasi. Sebagaimana visi yang dimiliki TK dan PAUD Hidayatut Thullab, yakni mencetak generasi Islam yang cerdas, terampil dan berakhlaqul karimah (berakhlak yang baik) untuk menyongsong masa depan yang gemilang.
Sementara misi lembaga ini adalah menjalin persatuan dan kesatuan serta kebersamaan antara sekolah dan masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang mampu menyiapkan generasi Islam pada masa era globalisasi. Menurut Amarudin, PAUD ini merupakan terobosan baru pendidikan bagi masyarakat, karena menjadi bentuk kaderisasi alternatif.
Agar dapat berkembang dengan baik, selain dukungan dari masyarakat, pihaknya juga berharap dukungan pemerintah. Apalagi, lembaga pendidikan ini nantinya direncanakan bakal dikembangkan sebagai tempat pendidikan bagi masyarakat. “Harapan nantinya tempat ini akan kita jadikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), sambil menunggu dan memantau anaknya sekolah masyarakat bisa baca-baca buku literatur yang telah disediakan,” tambah Amarudin.
Dengan harapan inilah nantinya masyarakat diajak berfikir demi keberlangsungan masa depan anak cucunya, sehingga setiap kali membutuhkan kebijakan baru di sekolah, mereka semua diajak musyawarah untuk mengembangkan pendidikannya, termasuk pengetahuan tentang cara mendidk anak yang lebih baik dan efisien.
Amarudin menegaskan, bahwa lembaga pendidikan ini masih dalam tahap pembelajaran, jadi masih sangat butuh pengetahuan dari orang lain yang lebih kompeten dalam bidang pendidikan anak-anak. Semoga ke depan TK dan PAUD ini bisa mandiri, yang paling mendesak hari ini adalah kita membutuhkan bantuan moril dan pengetahuan dari orang-orang yang sudah mahir. (Lukman, Paricara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar