Selasa, 24 Februari 2009

Kelompok “Sumber Makmur” Memperjuangkan Kepentingan Perempuan

(Tulungagung, Paricara) Hampir dua tahun Kelompok Masyarakat Mandiri (KMM) “Sumber Makmur” Desa Tugu Kecamatan Sendang, Tulungagung berdiri. Banyak dinamika terjadi di kelompok yang sebagian besar anggotanya kaum perempuan. Mulai dari kisah keberhasilan, hingga cerita kegagalan, hambatan dan tantangan yang muncul dan berbaur menjadi satu.

Pada awal-awal terbentuk jumlah anggota hanya 8 orang, tapi kini sudah mencapai 25 orang. Secara perlahan mereka memahami hak dan kewajibannya sebagai warga. Mereka menyadari bahwa perempuan tidak seharusnya hanya berkutat dengan urusan rumah tangga, namun juga berhak masuk dalam wilayah sosial bahkan politik, termasuk berpartisipasi dalam pembangunan desa.

Kesadaran ini mendorong keterlibatan KMM Sumber Makmur dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) ditahun 2008. Mereka tidak hanya datang dalam forum tersebut, tetapi juga menyampaikan sejumlah usulan program pembangunan untuk kemajuan kaum perempuan Desa Tugu. KMM berupaya agar usulan yang mereka ajukan bisa masuk prioritas usulan desa.

Menurut Ketua KMM Sumber Makmur, Ibu Timi, keterlibatan kaum perempuan Desa Tugu di forum Musrenbangdes merupakan hal baru. Selama ini mereka tidak banyak mengetahui program-program pembangunan yang diusulkan oleh desa karena tidak pernah dilibatkan secara langsung dalam Musrenbangdes. Perempuan cuma menjadi obyek pembangunan tanpa pernah tahu proses dan alokasi anggaran sebenarnya.

Dijelaskan ibu berputera satu ini, unsur perempuan yang ikut Musrenbangdes setiap tahun selalu ada. Namun, bisa dibilang jumlahnya sangat terbatas dan tidak mewakili kepentingan kaum perempuan, sebab yang diundang hanya pengurus PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Padahal ada unsur perempuan lain, seperti wanita tani, organisasi keagamaan, jama'ah-jama'ah dan sebagainya.

Terlebih, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Bedasarkan data Desa Tugu tahun 2007, jumlah penduduk perempuan sebanyak sebanyak 1.913 jiwa, sedangkan laki-laki 1.891 jiwa. Karena itu, kehadiran pengurus PKK yang jumlahnya hanya 1-2 orang dalam Musrenbangdes dianggap kurang mewakili kepentingan kaum perempuan Desa Tugu secara keseluruhan. “Kita ingin agar kaum perempuan Desa Tugu bisa berpartisipasi dalam membangun desa. Salah satunya dengan ikut Musrenbangdes dan menyampaikan usulan program-program pembangunan. Sehingga masalah dan kebutuhan kaum perempuan bisa didengar dan mendapat perhatian yang serius dari pemerintah,”papar Ibu Timi.

Tidak cuma sampai di Musrenbangdes, KMM Sumber Makmur juga terus menindaklanjuti usulan yang diajukan melalui Musrenbang di tingkat kecamatan, kabupaten dan forum-forum perencanaan pembangunan daerah lainnya, dengan harapan usulan tersebut masuk dalam APBD. Meskipun sampai saat ini belum membawa hasil yang memadai, tapi proses-proses yang dilalui menjadi pelajaran penting dan pengalaman berharga bagi semua anggota KMM Sumber Makmur.

“Kita jadi memahami bahwa untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, termasuk kaum perempuan, agar memperoleh anggaran melalui APBD, ternyata tidak gampang. Perlu kerja keras, walaupun kita sadar bahwa APBD merupakan hak masyarakat,”tambah Sujilah, anggota KMM Sumber Makmur.

Tetap Solid
Tidak hanya terlibat dalam perencanaan pembangunan, KMM Sumber Makmur juga melakukan kegiatan lain agar anggota kelompoknya bisa lebih berdaya dan mandiri, terutama dari segi ekonomi. Yakni dengan mengembangkan budi daya ternak kambing. Saat ini semua anggota kelompok telah memiliki kambing ternak untuk dibudidayakan menjadi usaha ekonomi produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Kambing-kambing ternak itu sebagian bahkan sudah beranak pinak. Maklum, pakan untuk kambing ternak, terutama rumput-rumputan relatif mudah didapatkan di Desa Tugu.

Setiap bulan mereka melakukan rembug (pertemuan) rutin plus arisan, bertempat di rumah anggota kelompok yang dijadwalkan secara bergiliran. “Dalam rembug, bukan hanya arisan melainkan juga membicarakan berbagai permasalahan untuk kita pecahkan secara bersama-sama. Misalnya bagaimana kelompok ini bisa ikut aktif dalam perencanaan pembangunan, bagaimana anggota kelompok dapat lebih sejahtera secara ekonomi, bagaimana menjadikan kelompok tetap utuh bahkan semakin maju dan sebagainya,”papar Bapak Muktamat, bendahara KMM Sumber Makmur.

Kenyataannya, KMM Sumber Makmur hingga memasuki usia hampir 2 tahun tetap solid. Dalam setiap kegiatan rembug rutin bulanan sebagian besar anggotanya selalu hadir. Ikatan emosional juga kian terpupuk. Sedikit demi sedikit banyak diantara anggota kelompok yang semula kaku dan grogi berbicara di muka umum, kini mulai terlatih dalam menyampaikan pendapat di depan orang banyak, termasuk berkomunikasi dengan aparat pemerintahan.

Bagi anggota KMM Sumber Makmur hal itu merupakan kemajuan yang luar biasa. Apa kuncinya? Menurut Bapak Muktamat, salah satunya karena kelompok ini dibangun dengan cita-cita bersama, yaitu terwujudnya masyarakat yang berdaya, mandiri dan sejahtera melalui terbentuknya kelompok-kelompok masyarakat yang kuat.

Bergerak dengan Pendekatan Agama
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah KMM Sumber Makmur digerakkan dengan sentuhan atau pendekatan agama. Dalam rembug, disamping arisan dan diskusi, juga diisi dengan pengajian agama. Bapak Muktamat sendiri yang dikenal sebagai tokoh agama Desa Tugu yang menyampaikan pesan-pesan agama tersebut. Materinya tidak cuma soal ibadah, tetapi juga persoalan sosial-kemasyarakatan.

Waktu yang dialokasikan untuk pengajian agama memang cukup singkat, yakni antara 10 sampai 15 menit, namun terbukti mampu memberi warna, semangat dan motivasi tersendiri bagi dinamika kelompok. Maklum, sebagian besar anggota KMM Sumber Makmur masih awam tentang agama. Mereka berharap dapat menimba ilmu lebih banyak dengan bergabung menjadi anggota kelompok. “Dengan memakai pendekatan agama, dalam setiap pertemuan kelompok, saya selalu menekankan kepada semua anggota untuk hadir jika tidak ada halangan yang benar-benar mendesak. Ikut pertemuan sangat penting agar keberadaan kelompok ini bisa tetap utuh, sehingga apa yang kita cita-citakan bisa tercapai,”kata Bapak Muktamat. (Nasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar