Selasa, 24 Februari 2009

Keterampilan Membordir Meningkatkan Pendapatan Keluarga

(Tulungagung, Paricara) Membangun ekonomi yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan semangat, kerja keras, kemampuan mengelola organisasi dan solidaritas tinggi dari setiap orang yang terlibat dalam kelompok tersebut.

Begitu halnya dengan Kelompok Masyarakat Mandiri (KMM) Jaya Makmur Desa Selorejo Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Mereka harus berjuang ekstra keras bagaimana agar keberadaan kelompok yang telah berdiri hampir dua tahun silam bertahan bahkan semakin maju dan anggotanya kian mandiri dan sejahtera. Berbagai upaya dilakukan, antara lain dengan mengembangkan usaha ekonomi berupa bordir. Sebagian besar anggota KMM Jaya Makmur pernah mengikuti pelatihan bordir selama beberapa minggu pada akhir tahun 2007.

Kelompok ini bahkan telah memiliki inventaris berupa dua unit mesin bordir yang dipakai secara bergiliran bagi anggota yang membutuhkan. Sejumlah anggota yang tidak memiliki modal telah memanfaatkan mesin ini untuk mengembangkan usaha bordirnya. Hasilnya, selain dapat memperdalam ketrampilan membordir, keberadaan mesin ini dinilai ikut membantu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga anggota KMM Jaya Makmur. Ketua KMM Jaya Makmur, Nurul Isnaini mengakui, tidak semua anggota kelompok dapat menggunakan mesin tersebut karena jumlahnya yang masih terbatas. “Tetapi paling tidak dapat memberikan manfaat bagi anggota yang betul-betul tidak punya modal untuk membeli mesin sendiri,”ujarnya.

Dikatakan Nurul, masalah modal memang menjadi persoalan tersendiri bagi kelompok yang mempunyai anggota sebanyak 24 orang ini. Namun, bukan berarti hal itu tidak dapat diatasi. Setidaknya ada dua jalan yang telah ditempuh. Pertama, mengajukan usulan agar mendapatkan dukungan dana dari APBD melalui forum-forum perencanaan pembangunan seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Cara kedua adalah dengan swadaya. Sebagian anggota kelompok mengumpulkan modal sendiri untuk membeli mesin bordir dan bahan-bahan baku yang dibutuhkan.

Kedua cara itu dijalankan secara bersama-sama. Namun, pengajuan lewat APBD pada tahun 2008 lalu gagal dicapai. Usulan yang diajukan ternyata tidak masuk dalam APBD 2009. Bendahara KMM Jaya Makmur, Umi Ani menambahkan, pihaknya menyadari bahwa mengajukan usulan lewat APBD memang butuh waktu lama, yaitu satu tahun lebih. Hasilnya pun belum pasti, bisa disetujui bisa pula ditolak. Sedangkan mereka harus bertahan hidup ditengah kebutuhan pokok yang terus menerus merangkak naik. Namun, kelompok ini tidak patah arang, pada 2009 ini mereka mengusulkan lagi pengadaan mesin bordir ke APBD melalui Pemerintah Desa Selorejo.

Sukses Tanpa Mengandalkan Modal Pemerintah
Di tengah kegagalan mengakses dana APBD, ada dua anggota KMM Jaya Makmur justru sukses mengembangkan usaha bordirnya tanpa tergantung dengan dana dari pemerintah. Mereka adalah Sulikah dan Siti Isroil. Keduanya tergerak untuk mendapatkan modal secara mandiri karena sulitnya mengakses modal dari pemerintah. Mereka membeli mesin bordir dengan cara swadaya. Lagi pula aset yang dimiliki kelompok kami masih kecil, sehingga belum dapat memberikan pinjaman modal kepada anggotanya.

Sulikah misalnya, dalam jangka waktu kurang dari setahun, ia sudah berhasil memproduksi bordir sebanyak satu kodi per hari atau 30 kodi per bulan. Mulai dari membordir sarung bantal, sprei dan sebagainya. Produksi bordir itu merupakan pesanan dari pelanggan melalui pengepul.

Menurut perempuan yang akrab dipanggil Kisul ini, keuntungan yang diperoleh memang belum terlalu besar. Dalam 15 hari (dua minggu), ia mengaku hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 150 ribu-Rp 170 ribu atau rata-rata Rp 300 ribu per bulannya.
Walaupun cuma Rp 300 ribu per bulan, Kisul yang memiliki seorang puteri ini tetap bersyukur karena dapat membantu suaminya mencari nafkah untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, sehingga dapur tetap bisa mengepul. “Lumayanlah, hitung-hitung dapat membantu suami,”katanya.

Pengurus KMM Jaya Makmur berharap langkah yang ditempuh Kisul dapat ditiru dan dapat memberikan motivasi kepada anggota kelompok yang lain untuk mengembangkan usaha bordir. Yakni berusaha secara mandiri dan tidak tergantung dengan modal pemerintah. Anggota kelompok yang tidak mampu membeli mesin sendiri bisa menggunakan mesin inventaris kelompok.

Selesaikan Masalah Lewat Rembugan
Selama hampir 2 tahun berjalan, KMM Jaya Makmur banyak menghadapi masalah dan tantangan, terutama bagaimana membangun kelompok perempuan yang solid dan kuat serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan anggota melalui pengembangan ekonomi produktif lewat bordir dan sebagainya.

Berbagai masalah itu dibicarakan dan diselesaikan melalui forum rembug yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Kegiatan ini dilaksanakan secara bergilir di rumah-rumah anggota kelompok, diselingi dengan kegiatan arisan. “Dalam rembug kita membicarakan banyak hal dan berusaha menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi bersama. Seperti bagaimana memperoleh modal usaha bagi anggota kelompok, menjadikan forum rembug sebagai kegiatan yang menarik dan membangkitkan kembali semangat anggota kelompok yang saat ini mulai turun,”tutur Umi Ani. (Nasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar