Kamis, 26 Maret 2009

Desa Mojowarno Jombang Endemi DBD?

(Jombang-AlhaRaka) Kondisi musim penghujan dari tahun ke tahun di Kabupaten Jombang masih mengkawatirkan wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Untuk mencegah merebaknya penyakit musiman ini, kelompok ‘Mawarno’ Desa Mojowarno Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang, mengerakan seluruh lapisan masyarakat untuk sadar terhadap kebersihan lingkungan dan membuat tim Jumantik, (juru mantri jentik), yakni. Gerakan Rakyat Sadar kesehatan


Desa Mojowarno termasuk desa endemis, dimana setiap tahun dapat dipastikan ada warga yang terserang DBD. Riris, ketua PKK Desa Mojowarno, mengungkapkan, dalam kurun waktu sejak hujan mulai turun, sedikitnya ada lima penderita DBD yang sudah diperiksakan ke Puskesmas setempat. Terakhir, penyemprotan foging di awal tahun 2009 juga sudah dilakukan. “Keganasan nyamuk Aedes aegypti itu sebenarnya mampu dicegah melalui kebersihan lingkungan, khususnya kamar mandi, pot bunga, dan tempat-tempat penyimpanan air lainya. Namun kadang ini sulit dilakukan, karena minimnya sosialisasi dari pemerintah dan kesadaran masyarakat sendiri. Kedua unsur ini harus bekerjasama untuk meningkatkan kesehatan secara menyeluruh,” kata ibu satu putri ini semangat.

Kata Pemerintah, Rakyat Harus Berswadaya
Dikatakan oleh pihak Camat Mojowarno, Djoko Suwolo, yang waktu itu turut menyaksikan ibu-ibu PKK mencari jentik-jentik nyamuk di beberapa rumah warga. Bahwa masyarakat harus proaktif terhadap lingkunganya sendiri dengan konsep Toga yakni, memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami berbagai macam tanaman mulai bunga sampai sayuran, ataupun jenis tanaman herbal sebagai apotik hidup keluarga. “Segala kegiatan selalu membutuhkan biaya operasional, untuk itu alangkah lebih baik masyarakat melakukan iuran seadanya. Semisal jimpitan beras, dari sedikit-demi sedikit tentunya akan terkumpul dan bisa digunakan sebagai modal untuk operasional tiap RT. Saya akan mendukung kegiatan Desa Mojowarno ini, dan kalo perlu saya usahakan jika ada program bantuan tanaman ataupun pohon akan saya prioritaskan untuk Desa Mojowarno,” tegas Djoko Suwolo.

Dukungan lain datang dari Eny Farida, menurutnya pemerintah memang mempunyai program PHBS (Prilaku Hidup Bersih Sehat) yang dicanangkan mulai pertengahan bulan Februari 2009 lalu. “Ada pencanangan program Gertakmas Berlian (?), yang ini di pelopori oleh perempuan. Untuk melakukan sosialisasi saya juga telah memulai dari lingkungan tempat tinggal saya di Jl. Kepatihan Jombang. Jangan sampai masyarakat banyak terserang penyakit, khususnya DB. Karena jika sudah sakit biayanya cukup mahal, untuk itu lebih baik mencegah dari pada mengobati,” kata Eny selaku istri dari Djoko, yang juga staf Pemda (pemerintah Daerah) Jombang bagian kesekertariatan.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Jombang, Endang Setyawati, mengatakan, beberapa kecamatan telah masuk menjadi daerah endemi DBD. Diantaranya Kecamatan Jombang, Diwek, dan Mojowarno. Di tiga kecamatan tersebut, penderita DBD ditemukan paling tinggi. ''Dari data penderita yang kami peroleh, di tiga kecamatan itu yang paling tinggi. Sehingga kami menghimbau kepada warga setempat untuk lebih berhati-hati,'' ungkapnya.

Di Kecamatan Jombang hingga awal Januari tahun ini, tercatat ada 96 kasus dan tiga diantaranya meninggal dunia. Sementara di Kecamatan Diwek, terdapat 77 pasien dan lima pasien yang meningal. Sementara di Kec Mojowarno, terdeteksi 57 kasus dan satu orang meninggal. ”Data itu mulai tahun lalu. Namun, dengan kondisi awal tahun yang demikian, kasus DBD di Jombang tidak bisa dibilang main-main,” terangnya.

Atas kondisi ini, ia telah melakukan upaya pemberantasan nyamuk dengan program pemberantasan sarang nyamuk di semua wilayah yang berpotensi DBD. Menurutnya, program ini telah diserukan di masing-masing puskesmas kecamatan yang ada. ''Kita gencarkan lagi program PSN (?). Selain itu, upaya fogging (pengasapan) dan pemberian bubuk abate juga terus kita lakukan,'' tukasnya.

Optimalisasi Swadaya
Pembangunan desa tidak harus dimulai dari fisik, menata SDM itu juga amat penting. Namun jika keduanya dapat berjalan bersamaan tentunya akan semakin mempercepat pembangunan desa. Cita-cita inilah yang dimiliki oleh Catur Budi Setyo, Kepala Desa Mojowarno yang sedang melakukan pemetaan swadaya. Mulai di bidang kesehatan, ekonomi, budaya, dan sosial kemasyarakatan yang dipelopori oleh kelompok pemuda.

Kerja-kerja kesehatan selain digerakan oleh kaum hawa, juda didukung penuh oleh kalangan pemuda. “Keduanya ada kerja sama untuk saling membantu, proses kegiatan masyarakat awalnya memang susah. Namun setelah bertemu dan mengenali potensi dan masalah, barulah ada tahapan perencanaan, dan melaksanakannya. Seperti halnya kegiatan ibu-ibu PKK Kader Jumantik, ini pemantaunya dilakukan secara bersama-sama, untuk mewujudkan suatu tujuan bersama secara berkelanjutan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat, mulai dari tingkat RT, Ormas, maupun beberapa sekolah di lingkungan Desa Mojowarno,” jelas Catur.

Hal ini dibenarkan oleh Anita Dewi, Bidan Desa, bahwa tanpa ada kerjasama diantara masyarakat, desa tidak akan pernah bisa maju. “Mengapa semua lingkungan diajak berperan mulai dari lingkungan masyarakat sampai sekolah. Karena pada usia anak-anak ini kondisi fisik mereka masih rentan. Karena dalam usia pertumbuhan, sehingga imunitas tubuh masih rendah. Selain itu, faktor perilaku anak-anak yang tidak terlalu memperhatikan kebersihan, juga mempermudah serangan,” tuturnya.

Untuk menarik ibu-ibu Kader Jumantik, Ika Angka Triana, selaku Sanitarian Puskesmas setempat mengatakan, bahwa sadar diri juga termasuk salah satu upaya menuju hidup sehat. Jika badan tidak sehat tentunya pikiran dan jiwa pun tidak mampu berjalan optimal. “Saya salut dengan Desa Mojowarno yang semua warganya proaktif bersama-sama membangun Desa. Kerjasama ini harus terus ditingkatkan. Melihat solidaritas antar warga mulai kuat, maka pemerintah wajib memberikan fasilitas terkait kesehatan masyarakat, mulai dari sosialisasi, pemenuhan fasilitas layanan publik, serta pembinaan,” tuturnya. (din-din)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar