Jumat, 29 Mei 2009

Bersih Desa Pakis, Kuatkan Tradisi Lokal

(Kediri) Semangat menjaga tradisi leluhur merupakan salah satu upaya melestarikan kearifan nilai lokal. Salah satunya adalah sedekah desa di Desa Pakis Kunjang Kabupaten Kediri. Kegiatan yang dilakukan setelah panen dia awal tahun dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2009.

Nyadran, istilah yang sudah tidak asing ditelinga warga Pakis ketika mengadakan selamatan bagi desanya. Adapun arak-arakan tumpeng dibawa ke tempat yang diyakini mampu membawa berkah bagi masing-masing warga. Ada yang dibawa ke punden, rumah kepala dusun serta masjid. “Usai panen raya menurut cerita para orang tua, desa harus membuat syukuran bersama supaya aman dan tentram. Kalau dulu dibawa ke punden Mbah Sinto, namun sekarang tergantung bebas sesuai dengan keyakinan masing-masing terpenting ada yang ujubkan (memimpin doa),” terang Aris Eko Sugiantoro selaku Kasun Njulek.
Budaya ini menurut kepala desa Pakis, Riyanto, memang sudah turun temurun di 4 dusun. Adapun nama dusun antara lain Njulek, Madu, Njasan dan Pakis. Namun hari pelaksanaan sekaligus kemasan model acara tergantung masing-masing dusun. “Konsep awal memang dulunya harus ada seperangkat wayang, sinden, dalang, serta penabuh. Namun karena anggaran untuk mendatangkan hiburan tersebut harus memberatkan masyarakat, maka banyak dusun yang menghilangkan acara tersebut diganti hanya tasyakuran bersama berupa ingkung dan hasil bumi lainnya,” jelas Kades Pakis.
Seperti pagi itu tepat Sabtu Kliwon tanggal 2 Mei, warga Dusun Njulek berduyun-duyun melangkahkan kaki menuju Rumah Kasun Aris. Mulai dari tua, muda sampai anak-anak berkumpul menjadi satu untuk berdoa. Namun sebelum prosesi doa dimulai, terlebih dahulu Mustari yang mempunyai gelar Kajeng Sinuwun (mas Panewu) mengujubkan prosesi sedekah desa dengan menggunakan bahasa kraton jawa tengah. Setelah usai, doa penutup dipimpin oleh Kyai Suwarto sebagai sesepuh kampung. Kemudian barulah pemotongan ingkung bersama digelar. “Niat nyadran sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas suksesnya panen raya ditiap tahun. Sebagian besar masyarakat hidupnya memang tergantung pada pertanian khususnya menanam padi. Meski ada usaha lain yakni pembuatan korden. Namun karena saat ini orderan masih sepi masyarakat lebih konsen pada pertanian,” jelas Aris, Kasun Njulek.

Pertandingan Sepak Bola
Sejak beberapa tahun lalu di Dusun Njulek upacara sedekah desa dilaksanakan selain dengan pemotongan ingkung juga digelar pertandingan sepak bola persahabatan antar club. “Untuk tahun ini ada 10 club yang tanding rata-rata berasal dari anggota SRKB (serikat rakyat Kediri berdaulat), dan ada satu club dari DKFC (Dekrit Football Club) Badang Ngoro Jombang yang juga menjadi anggota KRJB (konsoursium rakyat Jombang berdaulat),” terang Supomo selaku panitia.
Bertemunya ke 2 kelompok tersebut, memang telah beberapa kali tidak hanya pada moment bersih desa. Dalam hal ini Abd. Muhaimin selaku promotor DKFC menjelaskan bahwa pertandingan persahabatan amat penting untuk menjalin komunikasi antar club. Bukan kalah dan menang yang menjadi tujuan utama, namun upaya untuk memperluas jaringan itulah yang terpenting.
Pada kegiatan ini, panitia hanya membebankan iuran konsumsi kepada masyarakat. Dan tidak semua orang diminta untuk membuat makanan ringan. Hanya orang-orang yang mampu saja yang dibebani. Sedangkan masyarakat kecil dibebaskan namun jika mereka ingin membantu tentunya panitia mempersilahkan. “Pelaksanaan pertandingan maksimal 10 hari, dan kami tidak memberikan hadiah apa pun. Hanya uang pengganti transport para peserta. Tujuan kami hanya ingin menjalin hubungan persahabatan antar pemuda dan untuk memeriahkan sedekah desa yang lebih menghibur tanpa harus mengeluarkan biaya,” tambahnya. (din-din)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar